Morowali, 20 November 2025 — Suasana duka menyelimuti keluarga besar program kerja sama pendidikan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Thingsan Indonesia setelah salah satu peserta didik, Muhammad Fajri, dilaporkan menjadi korban dalam kecelakaan pesawat tragis yang terjadi saat perjalanan pulangnya dari Tiongkok.
Kronologi Kejadian
Muhammad Fajri, seorang pelajar bahasa Mandarin yang baru saja menyelesaikan program studinya di China, dijadwalkan kembali ke Indonesia untuk mengikuti penempatan kerja sesuai program kerja sama. Ia menaiki pesawat komersial rute Guangzhou–Makassar pada Selasa malam.
Menurut laporan awal otoritas penerbangan, sekitar 40 menit sebelum pendaratan, pilot melaporkan adanya masalah serius pada salah satu sisi sayap pesawat, yang diduga mengalami kerusakan mekanis mendadak. Pesawat kemudian bergetar kuat, kehilangan stabilitas, dan hanya dalam beberapa menit memasuki kondisi uncontrolled descent.
Menara kontrol sempat menerima pesan singkat dari kokpit:
“Wing malfunction… losing lift… attempting emergency glide…”
Namun kontak terputus sesaat kemudian.
Beberapa saksi di darat melaporkan melihat kilatan cahaya di langit, diikuti suara dentuman keras. Pesawat jatuh di kawasan pegunungan terpencil, menyebabkan seluruh penumpang dan kru dinyatakan meninggal dunia.
Korban: Muhammad Fajri
Di antara korban tersebut adalah Muhammad Fajri, 21 tahun, pelajar berprestasi yang sejak awal dikenal sebagai peserta yang disiplin dan tekun dalam mempelajari bahasa Mandarin. Ia merupakan salah satu peserta terbaik yang dikirim ke China untuk pelatihan intensif.
Fajri disebut telah menghubungi orang tuanya sebelum terbang, mengatakan bahwa ia “tidak sabar kembali dan membawa ilmu yang berharga untuk keluarga dan daerahnya.”
Kini harapan itu hilang seketika.
Salah satu penumpang yang selamat beberapa menit sebelum kecelakaan—melalui pesan suara yang berhasil diunduh dari ponselnya yang ditemukan utuh—mengungkapkan suasana mencekam dalam kabin:
“Semua orang mulai berdoa… lampu berkedip… kursi bergetar… Ada yang menyebut nama keluarga mereka satu per satu. Seorang anak muda di samping saya, katanya baru pulang dari belajar di China, terus menggenggam buku kecil berbahasa Mandarin… dia terlihat sangat tenang.”
Di dalam tas Fajri, tim evakuasi menemukan buku catatan kecil berisi beberapa kalimat terakhir yang ia tulis beberapa jam sebelum terbang:
“Aku ingin pulang. Aku ingin mulai bekerja dan bantu orang tua. Semoga semuanya lancar.”
Catatan itu menjadi pesan terakhir yang kini terasa menghantui dan menggetarkan hati para petugas.
Pernyataan Resmi
PT IMIP dan Thingsan Indonesia menyampaikan belasungkawa mendalam dan menyatakan siap memberikan pendampingan penuh kepada keluarga korban.
Hingga berita ini diterbitkan, proses investigasi terhadap penyebab kerusakan sayap pesawat masih berlangsung.


0 Comments