Judul
Ebook : Nusa dan Bangsa Melayu
Tebal
Ebook : 75 Halaman
Bahasa :
Indonesia
Adapun nama „Melayu" itu sesungguhnja masih merupakan satu nama anikaan (plural), karena bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini disebut keturunan darah orang Melayu (Malay-race), di Philipine merasa asalnja dari keturunan orang Melayu, dikalangan suku-suku orang aseli di Polynesia dan lain-lain Kepulauan di Lautan Pasifik menganggap orang Melayu satu bangsa jang tertinggi lebih dan mereka, dan dikalangan penduduk-penduduk golongan tua di Sumatra, di Kalimantan, di Kepulauan Riaw/Lingga, dan didaerah Bantam/Djakarta masih mengakui dirinja „orang Melayu". Bahkan lebih djauh dari itu ba hasa Indonesia sekarang masih tetap disebut oleh orang-orang di Djawa Tengah sana katanja, „ngomong Melayu", pula orang-orang desa di Menado, Makassar, dan lain-lainnja mengatakan „berbitjara bahasa Melayu atau bertjakap Melayu".
Ringkasnja nama bangsa dan bahasa „Melayu" masih dipakai dan diakui sebagai bibit pertumbuhan bangsa dan bahasa Indonesia sekarang. Karena nama „Melayu" itu adalah satu nama aseli jang telah lahir sedjak .tahun 600 M dahulu, dengan bangunnja Keradjaan Melayu Buddha Sri-Vidjaja di Palembang jang mendjadi pusat kesofanan dan berkuasa diseluruh Asia-Tenggara ini selama lebih 600 tahun lamanja. Kemudian pada abad ke-15 Kesofanan Melayu itu bangun kembali di Malaka dengan membawa perkembangan Islam keseluruh Kepulauan Asia Tenggara ini.
Bagi orang Melayu di Malaya, nama Melayu itu adalah nama tunggal (singular) jaitu nama bangsa, mereka menamakan Kepulauan Asia Tenggara (Indonesia dan Philipine) ini. Pulau-pulau Melayu dan Malaya dinamakannja Tanah-Melayu, dan orang-orang-nja Bangsa Melayu jang berbahasa dan beradat-istiadat Melayu, bahkan diakuinja, mereka adalah turunan dari warisan Sri-Vidjaja. Kebesaran dan kehormatan Sri-Vidjaja jaitu “Tjap Kempa” dan Pedang Tjorek „Simandang-kini” masih mendjadi kebesaran pusaka mereka. Adat Temenggung jaitu adat Sri-Vidjaja jang didjadikan Undang-Undang Adat Negeri diluarPalembang dan Minangkabau masih dipakai di Malaya, sebagai adat Melayu jang harus dituruti, karena adat Temenggung kelaut (artinja menjeberang laut) dan adat Perpatih ke darat (buat Palembang djaman dahulu kedarat, ialah ke minangkabau).
Pada masa sekarang, meski pun asal perkataan Indonesia itu dari perkataan Indo-Nesos jang diartikan banjak Kepulauan di Hindia, tetapi sebahagian orang menganggap; Indonesia ini adalah pendjelmaan dari „Melayu” dengan bahasa Melayu dan orang Melayu masuk djadi satu Indonesia.a
BACA ONLINE | Ibrahim Yaacob
"jika link download
bermasalah tolong tinggalkan komentar"
0 Comments