Ebook Bung Karno Sahabatku - Willem Oltmans


Judul Ebook : Bung Karno Sahabatku

Tebal Ebook : 430 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Ternyata bukan hanya H.J.C. Princen yang mengalami tindakan pahit dari pemerintah dan sebagai masyarakat Belanda berkenaan dengan keberpihakan kepada kemerdekaan Republik Indonesia. Aoh K. Hadimadja dalam bukunya ‘Manusia dan Tanahnya’ merangkaikan proses keberpihakan Princen, waktu itu serdadu K.L. Belanda, yang kemudian menerima Bintang Gerilya R.I. kepada bangsa Indonesia yang merebut kemerdekaanya. Pongky begitu disapa sahabat-sahabatnya, sempat dianggap pengkhianat, karena menyerang, memilih berpihak kepada yang dianggapnya benar. Ia tahu betapa beratnya dianggap sebagai disertir. Tapi seperti dikatakan dalam bukunya ‘Iedereen is vrij om te kiezen’ setiap orang berhak untuk memilih. Bayaran yang ia terima, bukan saja dirinya yang diancam, tapi juga faimilinya di negerinya. 

Sekarang dari buku harian yang dirawat sejak remaja, Willem Oltmans, wartawan Belanda yang semula tidak tahu apa-apa tentang negeri dan perjuangan bangsa kita, sejak bertemu dengan Presiden Soekarno di bulan Juni 1956, secara terhitung cepat ia menjadi sahabat Presiden R.I. Pertama, dan malahan menjadi seperti dirasakan sendiri sahabat karibnya, kemudian digambarkan di dalam buku ini. Maka bayaran yang ia terima dari penguasa di tanah airnya ditutup pintu untuk bisa bekerja, dipersona-non-gratakan,terpaksa harus pindah ke negeri orang. Tidak ubahnya ia dianggap seperti berpenyakit sampar.

Pada tahun 1952/1953 saya pernah menemui orang tua Princen di tempat tinggalnya di Belanda, sewaktu Pongky dalam keadaan diancam oleh pihak berkuasa di Den Haag, karena hati nuraninya berbicara. Waktu itu saya merasa tidak berbuat salah menemui orang tua Princen. Tetapi kemudian, setelah orang lain berbisik tentang bahaya yang bisa menimpa saya, barulah bulu kuduk saya berdiri. Saya bisa membayangkan betapa resah atau gemasnya perasaan Oltmans waktu ia diteror oleh para penguasa dengan aparatnya di tanah airnya sendiri semata karena ia berpihak kepada Bung Karno, pemimpin bangsa yang melawan penjajahan Belanda, yang dianggapnya patut didekati dan diajak bicara untuk mengenal yang sebenarnya, bukan diancam dan dianggap musuh bebuyutan.

Kalimat pertama sebagai pembukaan bukunya yang ditujukan kepada orang-orang Belanda, Willem Oltmans menggebrak pembaca dengan, ‘Menulis buku tentang Presiden Soekarno, musuh bebuyutan kita (kita di sini adalah masyarakat Belanda) yang nomor satu, tetap merupakan petualangan yang berbahaya biar pun seratus tahun sejak kelahirannya dan seperempat abad setelah kematiannya’. 

Jadi, Oltmans sadar benar ia melawan arus, ingin mendobrak sesuatu yang sudah berdiri berakar kukuh. Sebab ia merasa telah menemukan yang lain yang sudah melekat di kepala banyak orang. Dan ia yakin, bahwa penemuannya itu: diri Soekarno yang sebenarnya. Benar Soekarno adalah yang melawan. Melawan imperialisme Belanda, tetapi ia bukan musuh orang Belanda. Buktinya, Bung  Karno bisa menerima dirinya, Oltmans, dengan baik dan ramah, dan dapat jadisahabat Belanda jika Belanda bersikap lain dari yang sudah dijalankannya. Kebodohan dan keangkuhan Belanda (waktu itu: sejak Proklamasi R.I. sampai dengan penyelesaian Irian Barat) dinilai Oltmans sebagai kesalahan besar Belanda dalam memasuki zaman baru sesudah Perang Dunia ke-2.






 BACA ONLINE | Bung Karno
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments